Cerita Petani
[Cerita FX] Dewi Mirantika: Serunya Bekerja Sambil Belajar Kehidupan dari Petani
Published on
blog-post-image-1
Ketika banyak anak muda mengejar karier di kota besar, Dewi Mirantika justru memilih jalur berbeda. Lulusan Agroteknologi Universitas Perjuangan Tasikmalaya ini memutuskan bergabung dengan Elevarm pada Oktober 2022 sebagai agronomis atau Farmer Experience (FX). Keputusannya tak hanya didasari rasa cinta pada bidang pertanian, tetapi juga dorongan untuk membantu petani lokal meningkatkan taraf hidup mereka.

Dewi, sapaan akrabnya, pertama kali ditugaskan di Cilacap. Berbekal ilmu dari bangku kuliah, ia langsung terjun ke lapangan untuk mendampingi petani dengan berbagai komoditas, mulai dari cabai, pepaya, belimbing, hingga buah naga. Tahun berikutnya, Dewi dipindah ke Pangalengan, sebuah kawasan dataran tinggi yang terkenal dengan suhu dinginnya dan deretan komoditas hortikultura seperti kentang, kol, buncis Kenya, dan tomat ceri.

Di Pangalengan, Dewi semakin menemukan panggilannya. Ia merasa bahwa kerja di Elevarm bukan hanya soal menyelesaikan tugas, melainkan juga belajar tentang manusia dan kehidupan yang bermakna.

Keseharian di lapangan yang menantang

Sebagai FX, salah satu tugas utama Dewi adalah melakukan pendampingan dengan petani mitra. Biasanya, petani akan diajak untuk ikut program yarnen Elevarm dan mereka akan difasilitasi selama proses penanaman hingga panennya.

Dalam satu proyek yarnen, Dewi mendampingi hingga 15 petani. Setiap hari, ia mengunjungi lahan-lahan para petani mitra untuk melakukan monitoring. Desa Warnasari dan Desa Sukaluyu adalah dua desa yang di antaranya menjadi fokus pendampingannya.

"Biasanya aku keliling (lahan) petani setiap hari. Di sana aku ngobrol langsung dengan mereka, ngecek kondisi tanaman, kasih saran kalau ada masalah, dan bantu mengatasi kendala teknis, misalnya serangan hama," jelas Dewi.

Salah satu pengalaman uniknya adalah ketika ia harus membawa sampel tanaman yang terkena penyakit ke KlinikTani untuk dilakukan analisis laboratorium. Proses isolasi jamur membutuhkan waktu hingga satu minggu, tetapi hasil analisis awal bisa keluar hanya dalam tiga jam. Informasi ini sangat penting untuk menentukan langkah berikutnya dalam pengelolaan tanaman.

Selain itu, dalam proyek yarnen, Dewi juga berperan sebagai penghubung antara petani, ketua kelompok tani, dan tim administrasi Elevarm. Hal ini jadi tantangan tersendiri baginya karena ia harus bisa menyelaraskan kebutuhan petani mitra dengan proses pengajuan yarnen yang berlangsung.

"Kadang ada petani yang nggak paham soal waktu pencairan dana dan ragu dengan prosesnya. Untuk mengatasinya, aku mengadakan farmers meeting biar mereka lebih paham caranya ikut program ini," katanya.

Pula, sebagai jembatan antara Elevarm dengan petani mitra, Dewi juga harus menjaga relasi baik dengan petani agar mau terus bekerja sama dan mengajukan yarnen dengan Elevarm. Tentunya hal ini bukan pekerjaan yang sederhana. Dewi harus sering ngobrol dengan para petani dan berteman dengan mereka agar terjalin hubungan yang nyaman dan terpercaya.

Kerja sambil piknik itu bukan angan-angan!

Meski pekerjaan sebagai FX menuntut banyak energi, Dewi mengaku selalu menemukan kebahagiaan di sela-sela tugasnya. Salah satu hal yang paling ia nikmati adalah momen kebersamaan dengan petani, terutama mereka yang sudah sepuh.

"Mereka sering ngajak makan bareng, ngobrol santai, bahkan curhat. Sebagai anak rantau, itu bikin aku merasa punya keluarga baru di sini," tutur Dewi dengan senyum.

Kehangatan ini menjadi alasan utama Dewi tetap bertahan meski cuaca dingin Pangalengan dan medan yang berat sering kali menguji fisiknya. Baginya, kebahagiaan petani adalah kebahagiaannya juga.

Selain itu, Dewi tampak sangat antusias ketika ditanya hal seru dari pekerjaannya. “Bisa sambil piknik!” Ungkapnya. Kondisi geografis Pangalengan yang dipenuhi pegunungan memang banyak menyuguhkan pemandangan kebun teh yang indah. Jadi, walau harus menempuh jarak yang cukup jauh dari satu lahan ke lahan lainnya, Dewi sangat menikmati perjalanannya. Terbayang serunya, ya!

Bagi Dewi, petani adalah sumber kehidupan kita

Bagi Dewi, menjadi FX bukan hanya soal pertanian. Ia juga belajar banyak tentang kehidupan, terutama dari semangat petani yang terus bekerja keras meski usia mereka tak lagi muda.

“Mereka itu inspirasiku. Kalau mereka aja nggak menyerah dan masih semangat, aku nggak punya alasan untuk mengeluh,” katanya.

Selain mendapatkan ilmu baru seperti teknik budidaya buncis Kenya yang efisien, Dewi juga semakin memahami betapa pentingnya peran petani dalam kehidupan kita. Ia berharap lebih banyak anak muda tertarik untuk terjun ke dunia pertanian, bukan hanya sebagai pekerjaan, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata untuk masa depan bangsa.

“Buat yang masih ragu terhadap pertanian, coba pikir lagi. Tanpa petani, kita nggak punya makanan di meja. Mereka itu sumber kehidupan kita. No farmer, no food, no life,” tegasnya.

Lewat ceritanya, Dewi menginspirasi kita untuk memandang pertanian dari sudut yang lebih manusiawi. Pekerjaannya di Elevarm bukan hanya tentang mengelola tanaman, tetapi juga membangun hubungan, memperjuangkan keadilan untuk petani, dan menjaga masa depan pangan kita.
Written by
Nara Khaira
linkedin-logo
facebook-logo
twitter-logo
telegram-logo
whatsapp-logo
clipboard-logo
Related Articles
The latest industry news, interviews, technologies, and resources.
Cerita Petani
Mengintip Aktivitas Lelang Cabai di Tikum Jabung, Sleman
02 Dec 2024
Aktivitas tim lelang di Tikum Jabung 3, Sleman, Yogyakarta