Seperti yang terjadi di Sleman, Yogyakarta. Sebagai salah satu daerah pemasok cabai terbesar di Yogyakarta, menurut data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman dan dikelola oleh Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) terdapat 14 tikum lelang cabai dan sayuran di Sleman, di antaranya adalah Tikum Jabung 3 yang berada di Desa Wedomartani, Ngemplak.
Biasanya di sana aktivitas penyetoran dimulai jam 5 sore dan setoran terakhir diterima sekitar jam 8 malam. Tapi, aktivitas di Tikum Jabung 3 baru selesai tengah malam karena proses penilaian cabainya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Nah, apa aja sih, aktivitas yang dilakukan di tikum sampai selama itu? Simak cerita lengkapnya berikut!
Apa aja yang dilakukan di titik kumpul?
Petani biasanya mulai berdatangan ke Tikum Jabung 3 mulai pukul 18.00. Karung-karung cabai hasil panennya akan ditimbang lebih dulu untuk dihitung berat kotornya. Lalu, petani akan diberi nota perhitungan total cabai tersebut yang digunakan untuk menerima pembayaran di keesokan harinya.Sementara itu, cabai yang baru disetorkan tadi akan dinilai dulu oleh para petugas tikum untuk dihitung berat bersihnya dan memeroleh harga jual yang akan diterima petani. Ada dua aktivitas penilaian yang dilakukan mereka, yaitu sorting dan grading.
Sorting
Pada proses ini, cabai akan dipisahkan berdasarkan kondisi baik dan buruknya. Dilihat mulai dari warnanya, apakah ada bintik hitam atau tidak, dan kusut atau tidak.Grading
Proses selanjutnya adalah mengelompokkan cabai yang baik berdasarkan besar dan kecilnya. Proses ini disebut grading. Biasanya ada beberapa grade, mulai dari A, A-, B, B-, dan C yang tiap kelasnya akan menentukan harga.Penghitungan
Kemudian, cabai-cabai yang sudah dikelompokkan tadi akan dihitung berat bersih dan harga jualnya berdasarkan harga lelang yang sudah ditetapkan. Dari sanalah petani akan mendapatkan nilai penjualan dari hasil panen yang disetorkannya.Pada proses penghitungan ini, banyak tikum yang masih menggunakan pencatatan manual menggunakan buku. Tapi, di Tikum Jabung 3 semua itu sudah dilakukan secara digital sehingga lebih rapi dan dapat dimonitor dengan mudah.
Praktik lelang digital dari Elevarm
Untuk mempermudah, mempercepat, dan mendapatkan hasil perhitungan yang presisi, Tikum Jabung 3 sudah menggunakan sistem lelang digital dengan platform Agrilelang dari Elevarm. Platform ini digunakan oleh admin tikum untuk memasukkan data-data mulai dari informasi petani, jenis cabai, jumlah tonase cabai yang disetorkan, hingga jumlah pembayaran untuk diberikan kepada petani dari hasil setoran sebelumnya.Digitalisasi ini juga berguna untuk mengurangi kesalahan pencatatan dan menjamin proses lelang yang transparan berdasarkan data yang rapi dan lengkap. Dengan begitu, petani mendapatkan keuntungan yang adil.
Setelah disetor, cabai baru akan dikirim ke pasar induk
Setelah semua cabai selesai dikelompokkan, petugas tikum akan mengemasnya untuk dikirimkan ke tangan pembeli. Tapi, cabai juga dijual untuk umum. Biasanya, para pemilik warung atau bahkan ibu rumah tangga membeli cabai langsung ke sana, dalam jumlah yang cukup besar tentunya.Menurut Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, adanya pasar lelang atau tikum seperti ini sangat menguntungkan buat petani. Sebab, harga jual cabai yang mereka setorkan disampaikan secara transparan. Petani jadi dapat harga tawar yang tinggi. Selain itu, kualitas hasil panennya juga bisa terjaga dengan baik karena langsung dikirimkan ke pasar.
Sekarang makin tahu, ya bagaimana cabai yang kita temui di pasar didistribusikan? Perjalanannya dari lahan sampai pasar cukup panjang dan melalui proses penilaian yang terukur. Proses digitalisasi juga mempermudah alurnya jadi lebih cepat sehingga menguntungkan petani dan petugas tikum