Menariknya, cabai di Indonesia punya banyak jenis berdasarkan bentuk, warna, dan tingkat kepedasan. Dari yang sering kamu temui di pasar, sampai cabai lokal super pedas yang jadi kebanggaan daerah, berikut lima jenis cabai yang paling populer di Indonesia.
1. Cabai rawit merah (varietas Bara/ORI 212)
Cabai kecil yang satu ini bisa dibilang “ikon pedasnya Indonesia”. Ukurannya mungil, tapi rasanya luar biasa pedas, bisa mencapai 80.000 hingga 100.000 SHU. Cabai rawit merah sering dipakai untuk sambal, tumisan, hingga olahan instan karena pedasnya tajam dan warnanya menarik.Jenis ini banyak dibudidayakan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Petani menyukainya karena cepat panen, tahan lama, dan harganya relatif stabil.
2. Cabai rawit hijau muda (varietas Rawit Putih)
Cabai rawit hijau muda dikenal dengan warna hijau muda kekuningan serta bentuknya yang ramping dan agak panjang. Tingkat kepedasannya sedang dengan rasa yang lebih segar, membuatnya sering dijadikan pelengkap gorengan atau lalapan.Cabai jenis ini populer di Surabaya dan sekitarnya, dan oleh masyarakat setempat kerap disebut sebagai “cabai rawit putih” atau “rawit ijo muda.” Varietas yang paling dikenal adalah Rawit Putih, juga disebut Rawit Surabaya, dan banyak dibudidayakan di wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Malang, hingga Madura.
3. Cabai rawit hijau tua (varietas Rawit Hijau Lokal)
Cabai rawit hijau tua memiliki warna hijau tua pekat dengan ukuran sedikit lebih gemuk dan kulit yang licin mengilap. Rasa pedasnya lebih tajam dengan aroma yang kuat, menjadikannya pilihan utama untuk bahan sambal, tumisan, atau bumbu masakan.Cabai hijau tua lebih sering diolah dalam masakan. Varietas yang umum dibudidayakan antara lain Rawit Hijau Lokal dan Rawit Domba, yang banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
4. Cabai merah keriting (varietas Lado F1/Tanjung-2)
Cabai ini mudah dikenali dari bentuknya yang panjang dan melengkung seperti spiral. Warna merahnya cerah, pedasnya sedang, dan aromanya kuat. Cocok untuk sambal goreng, tumisan, dan bumbu masakan khas Nusantara.Cabai merah keriting banyak dibudidayakan di dataran tinggi seperti Lembang, Garut, Wonosobo, dan Karo. Karena warnanya menarik dan rasanya tidak terlalu pedas, cabai ini juga jadi favorit di industri makanan.
5. Cabai merah besar (varietas Hot Beauty/TM 999)
Ukurannya besar, kulitnya tebal, dan warnanya merah mengilap — itulah ciri khas cabai merah besar. Rasa pedasnya lebih lembut dibanding cabai keriting, tapi aromanya kuat. Jenis ini sering digunakan sebagai bahan utama saus cabai, sambal matang, atau hiasan masakan.Cabai merah besar populer di Jawa Timur (Malang, Kediri), Jawa Tengah (Boyolali, Magelang), dan Sumatera Utara (Karo). Karena tampilannya yang menarik dan produksinya tinggi, cabai ini banyak diminati pasar modern maupun industri.
6. Cabai hiyung (varietas lokal Hiyung Tapin)
Kalau bicara cabai lokal legendaris, Hiyung tak bisa dilewatkan. Berasal dari Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, cabai ini terkenal sebagai cabai terpedas di Indonesia, bahkan disebut bisa 17 kali lebih pedas dari cabai rawit biasa — mencapai sekitar 200.000 SHU!Meskipun populer secara regional, cabai Hiyung kini makin dikenal secara nasional berkat reputasinya yang ekstrem. Banyak digunakan untuk sambal khas Kalimantan dan produk olahan superpedas. Selain itu, cabai ini tahan terhadap kondisi kering dan panas, sehingga cocok untuk wilayah dengan curah hujan rendah.
Dari cabai rawit yang akrab di dapur, hingga cabai Hiyung yang legendaris karena kepedasannya, setiap jenis cabai punya penggemarnya sendiri. Popularitas cabai di Indonesia bukan hanya karena rasa pedasnya, tapi juga karena keterikatannya dengan budaya kuliner di tiap daerah. Selama orang Indonesia masih mencintai pedas, cabai akan selalu jadi bintang di setiap meja makan.