Tips Tani

Penyakit Antraknosa pada Cabai: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Published on
blog-post-image-1
Cabai termasuk tanaman yang paling sering dibudidayakan di Indonesia. Dari dapur rumah tangga sampai industri makanan, kebutuhan cabai tidak pernah surut. Sayangnya, tanaman ini juga rentan terhadap berbagai penyakit, dan salah satu yang paling merugikan adalah penyakit antraknosa pada cabai.

Penyakit ini sering disebut juga patek, dan disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Serangannya bisa terjadi di berbagai fase pertumbuhan, tapi paling sering muncul saat buah mulai matang. Jika tidak ditangani sejak awal, antraknosa dapat menyebabkan hasil panen menurun bahkan gagal total.

Ciri dan gejala penyakit antraknosa pada cabai

Tanda paling mudah dikenali dari penyakit antraknosa adalah munculnya bercak cokelat kehitaman pada buah cabai. Biasanya bercak ini tampak di bagian yang sudah mulai memerah. Seiring waktu, bercak tersebut melebar, permukaannya cekung, dan bagian tengahnya terlihat kering seperti terbakar.

Jika diperhatikan lebih dekat, sering muncul bintik-bintik kecil berwarna oranye pada bercak tersebut. Itu merupakan kumpulan spora jamur yang bisa menyebar ke buah lain.

Serangan antraknosa tidak berhenti di lahan saja. Buah yang sudah dipanen pun bisa tetap terinfeksi, terutama jika disimpan di tempat lembap. Akibatnya, cabai cepat busuk dan tidak layak jual.

Penyebab penyakit antraknosa pada cabai

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici atau Colletotrichum gloeosporioides. Jamur tersebut dapat bertahan hidup di tanah, sisa tanaman yang terinfeksi, atau benih yang tidak sehat.

Penyebaran antraknosa bisa terjadi melalui percikan air hujan, angin, serangga, atau alat pertanian yang tidak dibersihkan. Kondisi lingkungan yang lembap dengan suhu hangat sangat mendukung pertumbuhan jamur, sehingga serangan paling sering muncul pada musim hujan.

Cara Mencegah dan Mengatasi Penyakit Antraknosa pada Cabai

Agar tanaman cabai tetap sehat, petani perlu melakukan pencegahan sejak awal tanam. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Gunakan benih yang sehat dan bebas penyakit. Pastikan benih berasal dari sumber terpercaya agar tidak membawa jamur penyebab antraknosa.
  • Lakukan rotasi tanaman. Hindari menanam cabai di lahan yang sama terus-menerus tanpa jeda. Ganti dengan tanaman non-solanaceae seperti jagung atau kacang-kacangan untuk memutus siklus penyakit.
  • Jaga kebersihan lahan. Cabut dan musnahkan sisa tanaman yang terinfeksi agar jamur tidak bertahan di tanah.
  • Atur jarak tanam. Tanaman yang terlalu rapat membuat kelembapan meningkat dan mempercepat penyebaran jamur.
  • Gunakan fungisida bila diperlukan. Aplikasikan fungisida sesuai anjuran dan dosis yang tepat untuk mencegah resistensi jamur.
  • Perhatikan kondisi pascapanen. Simpan cabai di tempat kering dan berventilasi baik agar jamur tidak tumbuh di buah yang sudah dipetik.
Penyakit antraknosa pada cabai memang sulit dihindari, terutama di musim hujan. Oleh sebab itu, perawatan yang tepat, penggunaan benih sehat, dan manajemen lahan yang baik bisa membantu menekan risiko serangan pada tanaman cabai.

Written by
Kirana Mulya
linkedin-logo
facebook-logo
x-logo
telegram-logo
whatsapp-logo
Related Articles
The latest industry news, interviews, technologies, and resources.
Tips Tani
Mulai Jamur sampai Virus, Ini 5 Penyakit yang Sering Menyerang Kentang
26 Oct 2025
Tips Tani
6 Jenis Cabai yang Populer di Indonesia dan Karakter Khasnya
12 Oct 2025
Cabai yang masih berada di pohon.